perkembangan intelektual

Selasa, 25 November 2014


PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

‘Pengertian intelektual’
Masyarakat umum mengenal intelektual sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan , kepintaran, ataupun untuk memecahkan problem yang dihadapi (Saifuddin Azwar, 1996).
Banyak rumusan yang dikemukakan ahli tentang definisi intelektual, masing-masing ahli memberikan tekanan yang berbeda-beda sesuai dengan titik pandang untuk lebih memahami intelektual yang sesungguhnya. Berikut dikemukakan definisi dari beberapa ahli tersebut sebagai berikut :
1.      Intelektual merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan nya dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul (Gunaersa,1991)
2.      Andrew rider (dalam Saifuddin Azwar, 1996) mengatakan bahwa intelektual itu baik listrik, mudah diukur tapi hamper mustahil untuk didefinisikan. Kalimat ini banyak benarnya, tes intelektual sudah dibuat sejak sekitar delapan ddekade yang lalu, akan tetapi sejauh ini belum ada definisi intelektual yang dapat diterima ssecara universal.
3.      Beberapa ahli memandang bahwa intelektual sebagai suatu kumpulan trait-trait tertentu(Taylor, 1956). Intelektual dikaitkan dengan  pengetahuan, pemikiran, kemampuan bertindak ssecara efektif dalam mengahadapi situasi baru dan kemampuan mendapatkan serta memanfaatkan informasi.

2
4.      Alfred Binet (dalam Sorbani Irfan, 1986) mengemukakan bahwa intelektual adalah ssuatu kapsitas intelektual umum yang antara lain mencakup kemampuan-kemampuan :
a.       Menalar dan menilai
b.      Menyeluruh
c.       Mencipta dan merumuskan arah berfikir spesifik
d.      Menyesuaikan pemikiran pada penyesuaian hasil akhir
e.       Memiliki kemampuan mengeritik diri sendiri
5.      Menurut Spearman (dalam Sobani irfan, 1986;Amar Prabu Mangkunegara,1993) berpendapat bahwa aktivitas mental atau tingkah laku individu dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor umum (general factor (G)) dan factor khusus ( Spesifik Factor(s)) dengan kemampuan menalar secara abstrak.
6.      Lewis Madison Terman mendefinisikan intelektual sebagai kemampuan berfikir secara abstrak.











3
‘Perkembangan Intelektual pada Anak Usia Dini’.
Perkembangan Kognitif Anak Menurut PIAGET tahapan perkembangan ini dibagi dalam 4 tahap yaitu sebagai berikut:
1.     Sensori Motor (usia 0-2 tahun)
Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak.
Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.
Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'.
Menyampaikan cerita/berita Injil pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).

2.      Pra-operasional (usia 2-7 tahun).
Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis - rumit.
Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.

3.      Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun) .
Saat ini anak mulai meninggalkan 'egosentris'-nya dan dapat bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (bekerja sama). Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis.
Namun dalam menyampaikan berita Injil harus diperhatikan penggunaan bahasa.
Misalnya: Analogi 'hidup kekal' - diangkat menjadi anak-anak Tuhan dengan konsep keluarga yang mampu mereka pahami.
4

4.      Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas).
Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga.
Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.


















5

 Faktor  yang mempengaruhi Perkembangan Intelektual’.
Menurut Ngalim Purwanto (1986) factor-factor yang mempengaruhi perkembangan Intelektual antara lain :
1.      Factor Pembawaan (genetic)
Banyak teori dan hasil penelitian menyatakan bahwa kapasitas intelektual dipengaruhi oleh gen orang tua. Dalam hal ini ada yang mengatakan bahwa genitik ayah cendeung dominan mempengaruhi tingkat kecerdasan anaknya (Willerman, 1979). Ahli lain mengatakan bahwa tingkat kecerdasan anak memang dipengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan anak, tergantung factor gen mana (ayah atau ibu) yang dominan mempengaruhinya pada saat terjadinya “konsepsi” individu.
Teori konvergensi mengemukakan bahwa anak yang lahir telah mempunyai potensi bawaan,tetapi untuk dapat befungi dan berkembang seoptimal mungkin sebagaimana mestinya perlu mendapatkan pendidikan dan latihan dari lingkungan.
2.      Factor Gizi
Perkembngan intelektual baik dari segi kualitas maupun kuantitas tidak terlepas dari pengaruh factor gizi. Kuat atau lemahnya fumgi intelegensi juga ditentukan oleh
Gizi yang memberikan energy/tenaga bagi anaksehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kebutuhan akan makanan bergizi tinggi (Gizi berimbang) terutama yang besar pengaruhnya oada perkembangan intelektual ialah fase prenatal(anak dalam kandungan) hingga usia balita, sedangkan usia diatas lima tahun pengaruhnya tidak signifikan lagi.






6
3.      Factor Kematangan
Perkembngan fungsi intelektual dipengaruhi oleh kematangan organ intelektual itu sendiri.menurut piaget seseorang psikolog membuat empat pertahapan kematangan dalam perkembangan intelektual .
Tahap pertama disebut periode sensorik motorik (0-2 tahun), tahap kedua disebut periode pre operasional (2-7 tahun), tahap ketiga disebut periode operational konkrit (7-11 tahun), tahap keempat disebut periode operasional formal (11-16tahun).
Pendapat piaget tersebut membuktikan bahwa semakin bertambah usia seseorang, intelektualnya makin berfungsi dengan sempurna.
4.      Factor Pembentukan
`Pendidikan dan latihan yang bersifat kognitif dapat memberikan fasilitas kepada anak terhadap fungsi intelektual seseorang untuk meningkatkan perkembangan intelektual.
5.      Kebebasan Psikologis
Sebaiknya pada anak yang memiliki kebebasan untuk berpendapat, tanpa disertai rasa takut batau cemas, dapat merangsang berkembangnya kreativitas dari pada pola piker. Mereka bebas memilih cara (metode) tertentu dalam memecahkan masalah persoalan.









7

BAB III
PENUTUP

a.     Kesimpulan  :
Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya pendidikan sepertiu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan serta arahan kearah perkembangan yang optimal. Dengan begitu menumbuhkan kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

The Best Online Casinos in India | LuckyClub
Live Casino ⚽ Play at a top-quality online casino. Casino Games & Slots ☝ Deposit Options ✚ 카지노사이트luckclub Full List of the Best Indian Casinos

iagojaecks mengatakan...

Best Online Slots For Fun In 2021 - DrMCD
If you enjoy 전라북도 출장마사지 playing online slots, you 대전광역 출장샵 will definitely enjoy these casino games. We list the 용인 출장마사지 best online slots and casinos in 태백 출장마사지 2021 with real players 충주 출장샵

Posting Komentar