perkembangan konsep diri anak usia dini

Rabu, 03 Desember 2014


perkembangan konsep diri anak usia dini
1.           Pengertian konsep diri
·         Menurut willson james,gilmore(1997). Konsep diri adalah pendapat sesorang tentang diri atau pemahaman seseorang tentang dirinya,baik menyangkut dirinya/aslinya yang bersifat materil.
·         Menurut gage dan bliner (1978). Mengemukakan konsep diri sebagai keseluruhan atau totalitas dan penerapan yang dimiliki seseorang terhadap dirinya,sikap dan seluruh gambaran diri.
·         Menurut penily (1984). Konsep diri sebagai sistim yang dinamis dan komplek dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, persaan, kepercayaan, perspesi nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut.
·         Menurut esptein bram (1975).Konsep diri sebagai pendapat/perasaan seseorang tentang dirinya yang menyangkut fisik dan fsikis
-       Konsep diri yang menyangkut materi
-       Konsep diri yang menyangkut sosial
-       Konsep diri yang menyangkut emosi
-       Konsep diri yang menyangkut moral
-       Konseo diri yang menyangkut kignitif

2.           Perkembangan konsep diri
Menurut hurlock membagi konsep diri yaitu:
a.        Konsep diri dasar.
Meliputi persepsi mengenai penampilan,kemampuan,peran status,nilai-nilai kepercyaan dan aspirasi anak tentang kenyataan dirinya keadaan ini menetap walaupun tempat dan situasi berbeda.
b.      Konsep diri sementara.
Adalah diri yang sifatnya sementara saja dijadikan patokan.
c.       Konsep diri sosial.
Konsep diri sosial timbul berdasarkan cara seseorang mempercayai persepsi orang lain tentang dirinya tergantung dari perkataan atau perbuatan orang lain terhadap anak.
d.      Konsep diri yang ideal.
Konsep diri terbentuk dari prinsip seseorang dan keyakinannya oleh apa yang kelak terjadi pada dirinya dimasa yang akan datang.

3.           Ciri-ciri konsep diri anak.
1.      Senang/suka berpenampilan menarik dalam  berpakaian,perasaan dan sebagainya
2.      Anak mulai tekun/giat mulai melakukan aktivitas dimulai dari dirinya sendiri
3.      suka meniru satu sama lain antar anak dengan orang dewasa
4.      sudah dapat mengikuti dan mmengerti instruksi/petunjuk sederhana dengan teman sebaya
5.      dapat mengambar sesuatu objek yang dikenal
6.      menunjukan kemampuan memahami perasaan orang lain
7.      anak saling mengajukan pertanyaan dan meminta arti dan maksud dari kata yang belum pernah ia kenal
8.      senang membuat sesuatu dengan tangannya dalam bentuk permainan

4.           Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri :
1.       Penampilan diri.
2.       Hubungan keluarga; sikap keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri individu. Dukungan dan kritikan menjadi masukan berharga dalam penilaian individu terhadap dirinya.
3.       Kreatifitas dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas dapat menambah rasa percaya diri.
4.       Lingkungan.
5.       Reaksi orang lain terhadap dirinya.
6.       Usia.
7.       Jenis kelamin; sumber KD laki-laki dari keberhasilan pekerjaan, sedangkan sumber KD perempuan dari keberhasilan dalam menunjukkan citra kewanitaannya.

5.           usaha-usaha guru untuk mengembangkan konsep diri.
beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh sang pendidik sebagai berikut:
1.      lakukan interaksi dengannya dengan mengunakan bahasa tubuh
2.      beri kesempatan padanya untuk melakukan sesuatu dengan caranya sendiri,tampilanya dan ekspresinya
3.       ajarkan ketrampilan yang dipelukan untuk mengasah kemandiriannya
4.      berikan stimulus,semangat agar ia mau mencoba sesuatu yang baru,baik dalam bentuk permainan atau benda lainya
5.      berikan pujian atau penghargaan ketika ia melakukan sesuatu yang baik
6.      guru harus mengajarkan cara mengatasi kegagalan,rasa takut ketika melakukan sesuatu dan berikan penguatan tentang kemampuan dirinya
7.       berikan anak waktu bermain yang banyak,dengan cara
8.      bermain sambil belajar.





REFERENSI
Titin.2012.Perkembangan konsep diri anak usia dini.(http://titinkusayank.blogspot.com/2012/12/perkembangan-konsep-diri-anak-usia-dini.html(tanggal akses 6 Desember 2012)

Tingkah laku Menyimpang



Tingkah laku Menyimpang
1.      Pengertian tingkah laku menyimpang
Perilaku seseorang dapat dikatakan menyimpang jika perilaku tersebut dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain dan melanggar aturan-aturan nilai-nilai serta norma menurut Andi Mappiare ( 1982 ), perilaku menyimpang disebut juga perilaku /tingkah laku bermasalah. Perilaku agresif ada yang menggangkap sebagai perilaku menyimpang karena telah melanggar tata karma dari budaya kita yang cenderung mengajar anak menjadi penurut. Dengan kata lain, anak yang baik adalah anak yang penurut pada apa yang dikehendaki oleh orang tua, guru dan orang dewasa lainnya. Menurut pandangan aliran Behaviorisme perilaku menyimpang terjadi apabila:
-          Seseorang dihadapkan pada konflik-konflik yang tidak mampu diatasinya
-          Seseorang gagal menemuukan cara-cara penyesuaian yang cocok untuk perilaku
-          Seseorang belajar tentang cara-cara yang tidak mampu diatasinya

Sedangkan cirri-ciri pribadi mental yang sehat adalah sebagai berikut :
1)      Perasaan yang aman dan tentram
2)      Mempunyai spontanitas dan emosional
3)      Mempunyai kontak  dengan sesuatu realita
4)      Memiliki dorongan dan nafsu jasmaniah yang sehat
5)      Mempunyai  pemahaman diri yang baik
6)      Mempunyai tujuan hidup yang sehat
7)      Memiliki kemampuan untuk belajar
8)      Adanya kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan kelompok
9)      Aanya sikap emansipasi yang sehat terhadap kelompok

2.      Jenis-jenis perilaku menyimpang
a.      Berbohong
Anak kecil yang berbohong biasanya tidak bermaksud menipu orang lain, melainkan sedang mengkhayal. Kebohongan yang terjadi antara  lain karena ia membesar-besarkan, tidak akurat dan meniru ketidak jujuran orang lain disebabkan hasrat anak untuk menghindari hukuman atau ancaman hokum.
b.      Kecurangan
Kecurangan dalam permainan umum terjadi diantara anak semua usia karena kemenangan mempunyai nilai social yang tinggi.
c.       Mencuri
Walaupun kebanyakan anak belajar padaa usia dini bahwa mengambil milik orang itu salah, mereka melakukannya bilamana mereka mengiginkan sesuatu yang dirasakan tidak dapat diperoleh dengan cara lain. Mencuri paling umum terjadi bila anak merasa mereka tidak akan tertangkap basah
d.      Merusak
Pada anak kecil , merusak biasanya tidak disengaja, kecuali jika dilakukan sebagai pembahasan . anak yang lebih besar kurang merusak dibandingkan yang lebih kecil karena mereka takut dihukum. Merusak biasanya terjadi sebagai kegiatan kelompok dan merupakan ekspresi permusuhan terhadap orang yang milik nya dirusak.
e.      Membolos
Pada  anak kecil, membolos biasanya diakibatkan rasaa takut ke sekolah/fobia sekolah, yang disebabkan bukan karena sekolah, melainkan karena situasi rumah. Pada anak  yang lebih besar, membolos biasanya disebabkan oleh nilai-nilai buruk, kurangnya penerimaan teman sebaya, tidak naik kelas atau hukuman karena perilaku yang salah.

3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya  tingkah laku menyimpang
a.      Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak
b.      Potensi kecerdasan rendah
c.       Belajar penyesuaian diri yang salah
d.      Tingkah laku yang menyimpang itu mendapatkan penguatan dari lingkungan
e.       Tidak  menemukan figure/model yang dapat digunakan sebagai  pedoman dalam kehidupan sehari-hari
f.       Anak mendapatkan hambatan dalam memuaskan keinginannya
4.      Faktor yang berasal dari luar diri anak
1.      Lingkungan keluarga
a.       Suasana kehidupan keluarga yang tidak menimbulkan rasa aman
b.      Kontrol orang tua rendah , menyebabkan berkurangnya disiplin dalam kehidupan keluarga
c.       Sifat orang tua dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:
d.      Orang tua yang otoriter, banyak mengatur dan menuntut terlalu keras kepada anak. Membuat setiap masalah menjadi sesuatu yang terkontrol dan menciptakan lebih banyak lagi pertentangan dan pemberontakan
e.       Orang tua jenis tenang, orang tua ini akan mengeluarkan uang atau melapang kan hati mereka sendiri  terhadap batasan-batasan luar dengan tujuan untuk menghindari konflik
f.       Orang tua jenis pencemas, orang tua jenis ini tidak menegakan  disiplin yang semestinya  kepada anak-anak mereka dan mengasuh anak mereka dengan penuh kekhawatiran dan yang  krisis atau transisi dalam hidup anak , seperti perubahan situasi, pindah sekolah, pindah kota, atau menghadapi perceraian orang tua
g.      Kehadirannya dalam keluarga tidak diinginkan , sehingga orang tua tidak mennyayanginya.
2.      Lingkungan sekolah
a.        Pendekat yang dilakukan guru tidak sesuai dengan perkembangan anak
b.      Sarana dan prasarana sekolah kurang memadai, sehingga aktivitas anak sangat terbatas
3.      Lingkungan masyarakat
a.       Kurangnya partisipasi aktif dari masyarakat dalam pembelajaran anak atau mencegah melakukan pelanggaran
b.      Adanya film yang bertemakan kekerasan yang ditonton anak, termasuk film kartun, smacdown


4.      Usaha-usaha guru untuk memperbaiki perilaku menyimpang
a.      Hubungan keluarga yang harmonis dan terbuka
b.      Membantu mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi anak
c.       Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk menghindari dan mengatasi perilaku menyimpang pada anak
d.      Menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana bermain sambil belajar dengan tujuan mengruangi aktivitas anak yang negative
e.       Memeberikan hadiah pada anak setiap kali ia bermain tanpa menyakiti orang lain atau tanpa berteriak
f.       Setiap kali anak melakukan tingkah laku menyimpang jangan memberikan hukuman fisik tetapi berilah hukuman dengan cara lain
g.      Mengatakan pada anak bahwa tingkah laku mereka mengganggu orang lain, dengan cara tidak menyakitkan perasaan atau perkelahian
h.      Mengembangkan pertimbangan-pertimbanagn social pada diri anak seperti memberikan penjelasan tentang apa yang seharusnya dapat dilakukan untuk menghindari perkelahian, apa akibat dari tingkah laku menyimpang yang dilakukannya seperti ia tidak akan disukai teman atau membuat teman kesakitan dan akan membuatnya kehilangan teman
i.        Mengajarkan anak untuk memahami perasaan orang lain akibat perbuatannya
j.        Mengajarkan anak keterampilan social yaitu cara menyelesaikan masalah yang tidak melalui perkelahian
k.      Mencari alternative lain untuk melepaskan kemarahan anak seperti bermain olah raga
l.        Memberikan anak aktivitas lain selain yang dapat membuat anak sibuk, seperti seni dan music
m.    Tidak membandingkan anak dengan anak lain
n.      Tidak terlalu menunjukkan perhatian berlebihan pada tingkah laku anak
o.      Tidak terlalu memaksakan anak, tapi doronglah secara perlahan
p.       Tidak member  label atau cap anak nakal atau aneh pada anak.

REFERENSI
Titin.2012.Perkembangan konsep diri anak usia dini.(http://titinkusayank.blogspot.com/2012/12/perkembangan-konsep-diri-anak-usia-dini.html(tanggal akses 6 Desember 2012)